Program Belajar Kaidah Bahasa Arab 1 Bulan
Tanda-Tanda I’rob pada Isim [3]
Segala puji bagi Allah. Salawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada Rasulullah, para sahabatnya, dan segenap pengikut setia mereka. Amma ba’du.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah, alhamdulillah pada kesempatan ini kita bisa melanjutkan kembali pelajaran bahasa arab dengan pembahasan tanda-tanda i’rob pada isim.
Pada bagian sebelumnya telah dibahas tanda-tanda i’rob pada isi mufrod, jamak taksir, mutsanna, jamak mudzakkar salim dan asmaa-ul khomsah. Berikut ini kita akan membahas tanda-tanda i’rob pada isim jamak mu’annats salim dan isim laa yanshorif.
Isim jamak mu’annats salim misalnya kata yang berbunyi ‘muslimaatun’ مسلمات artinya ‘para wanita muslim’ dengan akhiran alif dan ta’. Isim jamak mu’annats salim marfu’ dengan tanda dhommah, manshub dan majrur dengan kasroh. Sehingga apabila dibaca ‘muslimaatun’ مسلمات dia marfu’ dengan tanda dhommah di akhir kata. Adapun jika dibaca ‘muslimaatin’ مسلمات ia dalam keadaan manshub atau majrur dengan tanda kasroh di akhir kata. Jadi yang perlu diingat di sini bahwa isim jamak mu’annats salim manshub dengan kasroh; karena tanda marfu’ dan majrur-nya sama dengan isim yang lain seperti pada mufrod dan jamak taksir.
Adapun isim laa yanshorif yaitu isim yang akhirannya tidak boleh ditanwin dan tidak boleh dikasroh; maka ia marfu’ dengan tanda dhommah, manshub dengan fat-hah, dan majrur dengan fat-hah. Tanda marfu’ dan tanda manshubnya biasa yaitu dengan dhommah dan fat-hah. Yang perlu diingat di sini bahwa isim laa yanshorif majrur dengan fat-hah; karena ia tidak bisa dikasroh.
Contohnya adalah kata ‘masaajidu’ مساجد artinya ‘masjid-masjid’ ini termasuk kelompok isim laa yanshorif; ia tidak boleh ditanwin dan tidak bisa dikasroh. Ketika marfu’ ia dibaca menjadi ‘masaajidu’ مساجد dengan akhiran dhommah. Ketika manshub dan majrur ia dibaca menjadi ‘masaajida’ مساجد dengan akhiran fat-hah. Dengan demikian apabila kata ‘masaajid’ مساجد dimasuki huruf jar -yang menyebabkan kasroh/majrur- maka ia diakhiri fat-hah. Misalnya ‘fii masaajida’ في مساجد artinya ‘di masjid-masjid’. Kata ‘masaajida’ di sini majrur dengan tanda fat-hah.
Yang terakhir kita akan bahas juga tentang tanda i’rob pada isim maqshur dan manqush. Isim maqshur diakhiri dengan alif sedangkan isim manqush diakhiri dengan ya’ dan sebelumnya dikasroh. Pada isim maqshur dan manqush tanda marfu’nya adalah dhommah muqoddaroh/dhommah yang dikira-kirakan (tidak kelihatan). Tanda majrur-nya juga kasroh muqoddaroh pada isim maqshur dan manqush. Hanya saja pada isim manqush apabila manshub bisa difat-hah, sedangkan pada isim maqshur manshub dengan fat-hah muqoddaroh.
Misalnya kata yang berbunyi ‘al-huda’ الهدى dengan akhiran alif sebelumnya fat-hah; ini adalah isim maqshur. Ia manshub dengan fat-hah muqoddaroh. Artinya fathahnya tidak kelihatan di akhir kata; hanya dikira-kirakan atau dibayangkan ada di atas huruf terakhir. Berbeda dengan isim manqush seperti al-haadi الهادي ‘pemberi petunjuk’ dengan akhiran ya’; ini apabila manshub maka berubah menjadi ‘al-haadiya’ الهادي dengan akhiran fat-hah yang tampak/fat-hah zhahirah.
Demikian pembahasan yang bisa kami sajikan dalam kesempatan ini. Semoga bermanfaat bagi kita semuanya dalam memahami agama Islam yang kita cintai ini. Wallahul muwaffiq.
Unduh materi dari sini belajar-6